Legitimasi Poligami, Benarkah Alasan Suami Beristri Lagi?

POLIGAMI sering menjadi legitimasi para suami kepada istri dengan alasan sunnah Nabi. Ini sudah sesuai kondisi si suami atau hanya kamuflase?

Berdalil alasan sunnah Nabi, tetapi terkadang anak-anak jadi terlantar dan tak terurus. Setidaknya inilah penyampaian dari seorang wanita kisaran umur 25 tahun dengan anak pertama umur 5 tahunan dan anak kedua kisaran 6 bulanan.

Sambil menunggu mobil jemputan menuju Tebing Tinggi dari titik Simpang Empat Simpang Periuk, Lubuklinggau, Ahad (15/10/2023). Wanita yang bisa dibilang Mamah Muda (Mahmud_ red: singkatan) ini semakin tegar walau mungkin rapuh didalamnya.

“Sejak anak saya yang kedua ini umur 1 bulan kami sudah pisah. Saya gugat suami karena ingin beristri lagi.

Alasan suami ingin beristri lagi karena berpatokan kepada Nabi Muhammad SAW. yang poligami,” katanya.

Padahal, dia melanjutkan, suami tidak pernah mencukupi nafkah keluarga. Sehingga dia, berusaha mandiri.

“Minggu depan, sidang terakhir kami di Pengadilan Agama (PA). Silakan kalau suami beristri lagi, setelah putusan cerai PA.

Saya tidak mau dimadu. Saya bisa mandiri dan akan berjuang untuk anak-anak saya,” kata Mahmud sambil mengemasi barang karena mobil jemputan sudah tiba.

Dari sepenggalan cerita ini, masih sangat sulit bagi kita menerima keadaan Mahmud tersebut. Memang itulah kondisinya kehidupan dunia yang terkadang kita menilainya kejam, tegaan atau ‘terlalu’

Tetapi kita juga belum tahu, apa sebenarnya terjadi. Alasan apa si suami ingin beristri lagi.

Apa betul karena ingin semata ibadah karena pedoman sunnah Nabi, atau karena nafsu, atau terjebak kasus.

Lantas ingin menduakan istri, apa karena istrinya kurang cantik, kurang setia, kurang melayani atau lainnya.

Kalau bukan hal yang fatal, seperti selingkuh atau murtad sebenarnya tidak ada alasan beristri lagi. Namun kita tidak tahu apa sebenarnya dari masalah ini.

Islah mungkin bisa lebih baik, jika masih bisa pemakluman. Yang jelas tanggung jawab nafkah anak, selagi masih hidup menjadi tanggung jawab seorang bapak, apapun alasannya. Tetapi, Kita cuma mikir sendiri-sendiri ya. | *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *